Laporan OTK - Mixing
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1
Latar belakang
Pengadukan adalah operasi yang menciptakan
terjadinya gerakan didalam bahan yang diaduk. Tujuan dari operasi pengadukan
terutama adalah terjadinya pencampuran (mixing).
Pencampuran dapat terjadi dengan cara menimbulkan gerak didalam bahan yang
menyebabkan bagian-bagian bahan saling bergerak anatra saru dengan yang
lainnya, sehingga operasi pengadukan hanyalah salah satu cara untuk operasi
pencampuran. Pengadukan yang digunakan dalam proses industri adalah unruk
menghasilkan gerakan-gerakan turbulen dalam fluidamemakai peralatan mekanis.
Pengadukan dapat dijumpai dalam industry kimia seperti pada proses ekstraksi,
absorbs, reaksi kimia dan lain-lain.
Banyak keperluan yang berbeda dibuat
dengan system pengadukan. Ada beberapa tipe umum operasi pengadukan dan
dibedakan atas dasar tujuan yang diinginkan, yaitu:
1.
Transfer masa
dalam system heterogen
Yang temasuk kategori ini adalah reaksi kimia,
ekstraksi dan absorbs. Kegunaan pengadukan dala system ini adalah untuk
memperlancar perpindahan massa.
2.
Blending antara
dua cairan
Proses blending ini
dilakukan secara kontinyu maupun batch.
Bagian terpenting dari proses ini adalah aliran besar kesemua titik dalam
sistem. Tanpa hal ini maka turbulensi tidak akan tercapai.
3.
Transfer panas dan
keseragaman suhu
Transfer panas
seringkali menyertai operasi transfer massa, misalnya pada reaksi kimia. Oleh
karena itu tanki reaktor dilengkapi dengan heating
atau cooling berupa coil atau jacket wall tergantung kebutuhan kondisi operasi maupun sifat
reaksi yang endotermik atau eksotermik. Turbulensi akan menghasilkan transfer
panas konveksi paksa (force convection)
yang jauh lebih tinggi kecepatannya dari pada konveksi alami (natural convection).
Proses fase cair merupakan hal yang cukup penting
dalam berbagai proses kimia. Salah satu sarana pencampuran fase cair adalah
tanki pengaduk. Impeller dengan
ukuran dan bentuk yang berbeda berputar pada batang yang dipasang pada tanki
yang berbentuk silinder, conical,
hemispherical maupun rectangular.
Impeller dapat dipasang lebih dari
satu pada satu batang dan juga batang di pasang dapat di pasamg lebih dari
satu. Apabila bahan yang di adauk cenderung menempel pada dinding tanki maka impeller dibuat menyentuh tanki. Supaya
tidak terjadi vortex, tanki dilemgkapi dengan baffle.
Tipe impeller yang digunakan tergantung pada mixing required, kapasitas vessel dan
sifat sifat fluidanya terutama viskositas . berdasarkan bentuknya, impeller dibagi jadi tiga yaitu:
1.
Propeller
2.
Paddle
3.
Turbin
Waktu pencampuran merupakan lamanya operasi
pencampuran sehingga diperolehkeadaan yang serba sama. Pada operasi pencampuran
dengan tanki pengaduk, waktu pencampuran ini dipengaruhi oleh beberapa hal:
1.
Dari alat seperti
ada tidaknya baffle, bentuk dan jenis
impeller , ukuran pengaduk, laju
putaran dan kedudukan pengaduk, jumlah daun pengaduk dan jumlah pengaduknya.
2.
Dari cairan yang
diaduk seperti densitas , viskositas jumlah cairan dan jenis cairan.
1.2 Tujuan
1. Memahami
pengertian dasar pengadukan.
2. Menjelaskan
hubungan antara waktu pengadukan dengan bilangan Reynold larutan NaCl.
3. Menjelaskan
hubungan antara daya pengadukan dengan bilangan Reynold larutan NaCl.
BAB
II
TINJAUAN
PUSTAKA
Pengadukan adalah suatu operasi kesatuan yang
mempunyai sasaran untuk menghasilkan pergerakan tidak beraturan dalam suatu
cairan, dengan alat mekanis yang terpasang pada alat di atas. Walaupun
pengadukan sering disalahartikan dengan campuran, dan mereka tidaklah
bersinonim. Pengadukan mengacu pada pergerakan dalam suatu material dalam
bentuk spesifik; bagaimanapun, ini merupakan suatu distribusi secara acak
antara dua atau lebih tahap yang pada awalnya terpisah. Pola aliran
yang terjadi dalam cairan yang diaduk tergantung pada jenis pengaduk,
karakteristik fluida yang diaduk dan ukuran serta perbandingan ukuran antara
tangki, pengaduk dan sekat. Tujuan dari pada operasi pengadukan
terutama adalah terjadinya pencampuran. Pencampuran merupakan suatu operasi
yang bertujuan mengurangi ketidaksamaan komposisi, suhu atau sifat lain yang
terdapat dalam suatu bahan (McCabe,
1999).
Pengadukan zat cair digunakan untuk
berbagai maksud bergantung dari tujuan langkah pengolahan itu sendiri. Tujuan
pengadukan antara lain :
a.
Untuk membuat
suspensi partikel zat padat
b.
Untuk meramu
zat cair yang mampu bercampur (miscible),
umpamanya metil alkohol dan air.
c.
Untuk
menyebarkan (dispersi) gas di dalam zat cair dalam bentuk gelembung-gelembung
kecil
d. Untuk
menyebarkan zat cair yang tidak dapat bercampur dengan zat cair yang lain,
sehingga dapat membentuk emulsi atau suspensi butiran halus
e.
Untuk
mempercepat perpindahan kalor zat cair dengan kumparan atau mentol kalor.
Kadang-kadang
pengaduk (agitator) digunakan beberapa tujuan sekaligus seperti dalam
hidrogenasi katalitik dari pada zat cair. Dalam bejana hidrogenasi gas hidrogen
di dispersi melalui zat cair dimana terdapat partikel-partikel katalis padat
dalam suatu keadaan suspensi, sementara kalor reaksi diangkut keluar melalui
kumparan atau mantel.
Beberapa tujuan dari pengadukan fluida
adalah:
1. Mencampur dua cairan yang miscible,
seperti etil alkohol dan air.
2.
Melarutkan
padatan dalam cairan, seperti oksalat dan air.
3.
Mendispersikan
gas dalam cairan dalam bentuk gelembung-gelembung kecil. Seperti oksigen dari
udara dalam suatu suspensi mikroorganisme untuk fermentasi pada saat proses
pengolahan lumpur buangan.
4.
Mendispersikan
gas dalam cairan dalam bentuk gelembung-gelembung kecil. Seperti oksigen dari
udara dalam suatu suspensi mikroorganisme untuk fermentasi pada saat proses
pengolahan lumpur buangan.
5.
Pengadukan
fluida untuk menaikkan transfer panas diantara fluida dan suatu coil atau
jacket dalam dinding tangki.
Agitasi atau mixing adalah salah satu
dari operasi-operasi tertua dan paling sering dijumpai dalam teknik kimia.
Agitasi digunakan di dalam banyak aplikasi, termasuk:
1.
Disperse suatu
zat terlarut melalui suatu pelarut.
2.
Penyatuanduacairan yang
dapatdicampur.
3.
Produksi slurry
dari padatan halus didalam suatu cairan.
4.
Pencampuran
reaktan-reaktan dalam suatu reactor.
5.
Pengadukan
cairan homogen untuk meningkatkan heat transfer ke cairan (Cheremisinoff,
2000).
Peralatan pengaduk/agitasi mempunyai bentuk yang
bermacam-macam, karena banyaknya variasi aplikasi yaitu:
1.
Axial flow impeller dengan
penstabil arah aliran pada ujung-ujungnya.
2.
Flat blade turbine yang
menghasilkan aliran turbulen pada arah radial, tapi membutuhkan power yang lebih besar.
3.
Turbine,
digunakan sebagai agitator.
4.
Anchor impeller, digunakan
untuk tingkat turbulensi yang rendah.
5.
Helical impeller, digunakan untuk menyatukan campuran padat-cair atau untuk
mengaduk pasta, lumpur dan adonan.
Pengaduk berfungsi untuk menggerakkan bahan (cair,
cair/padat, cair,cair/gas, cair/padat/gas) di dalam bejana pengaduk. Biasanya yang
berlangsung adalah gerakan turbulen (misalnya untuk melaksanakan reaksi kimia,
proses pertukaran panas, proses pelarutan). Alat pengaduk terdiri atas sumbu
pengaduk dan strip pengaduk yang dirangkai menjadi satu kesatuan atau dapat
dipisah-pisah menjadi 2-3 bagian pengaduk yang dapat dipisah-pisahkan juga
dapat dibongkar pasang didalam satu unit tangki pengaduk.
Alat pengaduk dapat dibuat dari berbagai bahan yang
sesuai dengan bejana pengaduknya, misalnya dari baja, baja tahan karat, baja
berlapis email, baja berlapis karet. Suatu alat pengaduk diusahakan
menghasilkan pengadukan yang sebaik mungkin dengan pemakaian daya yang sekecil
mungkin. Ini berarti seluruh isi bejana
pengaduk sedapat mungkin
digerakkan secara merata, biasanya secara turbulen.
Kebutuhan daya dan baik buruknya hasil pengadukan
tergantung antara lain pada faktor-faktor berikut :
1.
Jenis alat
pengaduk : Bentuk, ukuran, perbandingan diameter daun pengaduk terhadap
diameter bejana pengaduk, frekuensi putaran, posisi dalam bejana pengaduk.
2.
Jenis bejana
pengaduk : Bentuk, ukuran, perlengkapan di dalamnya, derajat keisian (degree
of fullness).
3.
Jenis dan
jumlah bahan : Viskositas, jenis campuran (larutan sejati, suspensi kasar,
suspensi halus, dan sebagainya), kerapatan, perbedaan kerapatan dalam campuran,
besar dan bentuk partikel padat yang
diaduk (Purwanto,
2008).
Istilah pencampuran digunakan untuk
berbagai ragam operasi, dimana derajat homogenitas bahan yang “bercampur” itu
sangat berbeda. Umpamanya, satu kasus, dimana dua macam gas digabungkan dalam
satu tempat hingga seluruhnya bercampur dengan baik, dan kasus lain pasir,
kerikil, dan semen diaduk didalam drum putar selama beberapa waktu. Dalam kedua
kasus itu bahan-bahan itu pada akhirnya bercampur, namun jelas pula bahwa
homogenitasnya berbeda. Cuplikan campuran gas itu betapa pun kecilnya cuplikan
itu semuanya mempunyai komposisi yang sama. Sedang cuplikan
campuran beton, dipihak lain akan sangat berlainan komposisinya satu sama lain.
Pencampuran
zat cair yang mampu-campur (miscible)
di dalam tangki merupakan proses yang berlangsung cepat dalam daerah turbulen, impeller akan menghasilkan
arus kecepatan tinggi, dan fluida itu mungkin dapat bercampur, baik di daerah
sekitar impeller Karena adanya keturbulenan yang hebat. Pada waktu arus itu
melambat karena adanya membawa ikut zat cair lain dan mengalir di sepanjang
dinding terjadi juga pencampuran radial sedang pusaran-pusaran besar pecah
menjadi kecil, tetapi tidak banyak terjadi pencampuran pada arah aliran. Fluida akan
mengalami satu lingkaran penuh dan kembali ke pusat impeller, di mana terjadi
lagi pencampuran yang hebat (Galih, 2012).
Pengertian viskositas fluida (zat cair) adalah gesekan yang
ditimbulkan oleh fluida bergerak, atau benda padat yang bergerak didalam
fluida. Besarnya gesekan ini biasa juga disebut sebagai derajat kekentalan zat
cair. Jadi semakin besar viskositas zat cair, maka semakin susah benda
padat bergerak didalam zat cair tersebut. Viskositas dalam zat cair, yang
berperan adalah gaya kohesi antar partikel zat cair. Viskositas dapat
dinyatakan sebagai tahanan aliran fluida yang merupakan gesekan antara
molekul-molekul cairan satu dengan yang lain. Suatu jenis cairan yang
mudah mengalir, dapat dikatakan memiliki viskositas yang rendah dan sebaliknya
bahan-bahan yang sulit mengalir dikatakan memiliki viskositas tinggi. Sebagai
contoh, air
memiliki
viskositas rendah, sedangkan minyak sayur memiliki
viskositas yang lebih tinggi.
Massa jenis
atau densitas (density) suatu batuan secara harafiah merupakan
perbandingan antara massa dengan volume total pada batuan tersebut. Secara
sederhana, suatu batuan memiliki dua komponen, komponen padatan dan komponen
rongga (pori). Keberadaan komponen padatan maupun komponen rongga mempunyai
nilai yang beragam pada tiap-tiap batuan sehingga massa jenis dari suatu batuan
berbeda dengan batuan yang lainnya (Streeter, 1996.)
Sekat (Baffle) adalah lembaran
vertikal datar yang ditempelkan pada dinding tangki. Tujuan utama menggunakan sekat dalam tangki adalah memecah
terjadinya pusaran saat terjadinya pengadukan dan pencampuran. Oleh karena itu,
posisi sumbu pengaduk pada tangki bersekat berada di tengah. Namun,
pada umumnya pemakaian sekat akan
menambah beban pengadukan yang berakibat pada bertambahnya kebutuhan daya
pengadukan. Sekat pada tangki juga membentuk distribusi konsentrasi yang lebih
baik di dalam tangki, karena pola aliran yang terjadi terpecah menjadi empat
bagian. Penggunaan ukuran sekat yang lebih besar mampu menghasilkan
pencampuran yang lebih baik.
Bilangan
Reynold merupakan bilangan tak berdimensi yang menyatakan perbandingan antara
gaya inersia dan gaya viskos yang terjadi pada fluida. Sistem pengadukan yang
terjadi bisa diketahui bilangan Reynold-nya dengan menggunakan persamaan 3.
dimana
:
Re
= Bilangan Reynold
ρ
= dnsitas fluida
µ
= viskositas fluida
Dalam
sistem pengadukan terdapat 3 jenis bentuk aliran yaitu laminer, transisi dan
turbulen. Bentuk aliran laminer terjadi pada bilangan Reynold hingga 10,
sedangkan turbulen terjadi pada bilangan Reynold 10 hingga 104 dan
transisi berada diantara keduanya (Perry, 1997).
Bilangan
Fraude yaitu bilangan tak berdimensi ini menunjukkan perbandingan antara gaya
inersia dengan gaya gravitasi. Bilangan Fraude bukan merupakan variabel
yang signifikan. Bilangan ini hanya diperhitungkan pada sistem pengadukan dalam
tangki tidak bersekat. Pada sistem ini permukaan cairan dalam tangki akan
dipengaruhi gravitasi, sehingga membentuk pusaran (vortex). Vorteks menunjukkan
keseimbangan antara gaya gravitasi dengan gaya inersia (Galih, 2012).
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
3.1 Alat dan Bahan
3.1.1 Alat
- Tangki
- Baffle
- Pengaduk
(impeller)
- Motor
pengaduk
- Picnometer 25 mL
- Bulp
- Viscometer
- Beaker glass 100 mL
- Stopwatch
- Pipet tetes
Deskripsi alat:
|


Gambar
3.1
Rangkaian Alat Tangki Berpengaduk
3.1.2 Bahan
-
Air
kran
-
NaCl
3.2 Prosedur
Percobaan
1. Diukur diameter gelar Beaker (Dt), diameter/panjang
stirer pengaduk (Da), tinggi permukaan larutan (H), lebar baffle.
2. Ditimbang piknometer kosong.
3. Dimasukkan air ke dalam tangki, memasang baffle
dan memasang pengaduk impeller.
4.
Dinyalakan
motor pengaduk dan mengatur pada kecepatan 150, 190, 230, dan 270 rpm.
5.
Diatur
posisi pengaduk dengan variasi center, off cernter, dan incline.
6.
Dimasukkan
garam 100 gr dan menghitung waktu sampai homogen
7.
Ditimbang
massa piknometer + air + larutan garam 100 gr
8.
Diulangi
percobaan 1, 2, 3, 5, 6 dan 7 dengan kecepatan yang berbeda pada motor
pengaduk.
9.
Diulangi
percobaan diatas dengan variasi tanpa baffle.
Komentar
Posting Komentar