Laporan Mikrobiologi - Metode MPN (Most Probable Number)
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Air
merupakan material esensial didalam kehidupan. Tidak satupun makhluk hidup
didunia ini yang tidak memerlukan dan tidak mengandung air. Sel hidup, baik
tumbuhan, hewan, monera, protista, dan fungsi. Sebagian besar terdiri atas air.
Misalnya, pada sel-sel tumbuhan terkandung lebih 75% atau didalam sel hewan
terkandung lebih dari 67%. Air didalam tidak pernah dalam keadaan murni. Air
murni hanya dilaboratorium dalam bentuk aquadest.
Manusia
memperoleh air yang diperlukan untuk minum, masak, mandi, dan mencuci dari air
hujan, dari air yang menggenang dipermukaan tanah seperti waduk, kubangan,
sungai, dan sumur. Air sungai banyak mengandungan mikroganisme bai dari udara,
sisa-sisa mahluk hidup, kotoran hewan maupun manusia, dan mungkin jga kotoran
yang berasal dari pabrik-pabrik.
Air
yang mengandung mikroganisme ini disebut
air yang terkena kontaminasi, jadi air itu tidak steril. Beberapa penyakit menular dapat
sewaktu-waktu meluas menjadi wabah karena peranan air tercemar.
Kuantitas
mikroba menunjukan jumlah koloni yang mampu dibentuk mikroba tertentu. Beberapa
koloni bakteri ini, bagi tubuh manusia akan menyebabkan penyakit. Steril dari
bakteri untuk makanan terutama minuman, sangat perlu diketahui demi menjaga
kesehatan. Air minum dari berbagai tempat mempunyai jenis-jenis bakteri yang
tidak sama. Untuk air minum hasil penyulingan diharapkan sudah terbebas dari
bakteri.
Standar
air minum, menurut standar WHO semua sample tidak boleh mengandung E.Coli dan sebaiknya juga bebas dari
bakteri coliform. Standar WHO dalam
setiap tahun, 95% dari sample-sample tidak boleh mengandung coliform dalam 100 ml, tidak ada sample
yang mengandung E.Coli dalam 100 ml,
tidak ada sample yang mengandung coliform lebih dari 10 dalam 100 ml, tidak ad
boleh ada coliform dalam 10 ml dan dua sample yang berurutan.
Oleh
karena itu, pada praktikum kali ini dilakukan percobaan dengan mengambil sample
air untuk mengetahui apakah terdapat bakteri patogen pada sample tersebut, dan
mengetahui jumlah bakteri yang terdapat pada sample tersebut, dengan
menggunakan metode MPN (Most Probable
Number).
1.2
Tujuan
Percobaan
a.
Mengetahui nilai MPN dari
sample
b.
Mengetahui prinsip dari
MPN
c.
Mengetahui fungsi dari
masing-masing media
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Perhitungan Mikroba
Pertumbuhan
secara umum dapat didefinisikkan sebagai penambahan secara teratur semua
komponen didalam sel hidup. Dengan demikian, pertambahan ukuran yang
diakibatkan oleh bertambahnya air atau karena penumpukan lemak, bukan merupakan
pertumbuhan. Pada organisme multiseluler (banyak sel) yang disebut pertumbuhan
adalah peningkatan jumlah sel per organisme, dimana ukuran sel juga menjadi
lebih besar. Pada organisme uniseluler (bersel satu) pertumbuhan adalah
penambahan jumlah sel, yang juga berarti pertambahan jumlah organisme yang
membentuk populasi atau suatu biakan (Dwidjoseputro,
2005).
Perhitungan
jumlah mikroba dapat dilakukan dengan perhitungan lansung maupun tidak lansung. Perhitungan secara
lansung dapat mengetahui beberapa jumlah mikroorganisme pada suatu bahan pada
suatu saat tertentu tanpa memberikan perlakuan terlebih dahulu, sedangkan
jumlah organisme yang diketahui dari cara tidak lansung terlebih dahulu harus
memberikan perlakuan tertentu sebelum dilakukan perhitungan. Perhitungan secar
lansung, dapat dilakukan dngn beberapa cara antara lain adalah dengan membuat
preparat dari suatu bahan (preparat sederhana diwarnai atau tidak diwarnai).
Seangkan perhitungan dengan cara tidak lansung hanya untuk mengetahui jumlah
mikroorganisme pada suatu bahan yang masih hidup saja (Dwidjoseputro, 2005).
Umur
sel jasad renik segera setelah proses
pembelahan
sel selesai sedangkan umum kultur ditentukan dari waktu atau lamanya inkubasi.
Ukuran sel tergantung dari kecepatan pertumbuhannya. Semakin baik zat nutrisi
didalam substrat tempat tumbuhnya, mengakibatkan pertumbuhan selsemakin cepat dan
ukuran sel semakin besar (Dwijoseputro, 2005).
Pengukuran
pertumbuhan, ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk mengukur atau menghitung
jumlah jasad renik, yaitu:
a.
Perhitungan jumlah sel
-
Hitungan mikroskopik
-
Hitungan cawan
-
MPN (Most Probable Number )
b.
Perhitungan massa sel
secera lansung
-
Cara volumetrik
-
Cara gravimetrik
-
Turbidimetri (kekeruhan)
c.
Perhitungan massa sel
secara tidak langsung
-
Analisis komponen sel
secara protein, AND, ATP, dan sebagainya
-
Analisis produk
katabolisme (metabolit primer, metabolit skunder, panas)
-
Analisis komsumsi
nutrient (karbon, nitrogen, oksigen, asam aminum meniral, dan sebagainya)
(Dwidjoseputro,
2005).
Perhitungan
massa sel secara langsung maupun perhitungan massa sel secara tidak langsung
jarang digunakan dalam menguji jumlah mikroba pada bahan, teteapi juga sering
digunakan untuk mengukur pertumbuhan sel selama proses fermentasi. Dalam
perhitungan massa sel secara langsung,
jumlah mikroorganisme dapat dihitung jika medium pertumbuhannya tidak
menggangu pengukiran (Dwidjoseputro, 2005).
Metode
volumetrik dan gravimetrik, pengukuran volume dan berat sel dilakukan terlebih dahulu dengan
menyaring mikroorganisme tersebut. Oleh karena itu, bila substrat tempah
tumbuhya banyak mengandung padatan, misalnya bahan pangan, sel mikroorganisme
tidak dapat diukur dengan menggunakan metode volumetrik maupun dengan
turbudimetri. Perhitungan massa sel secara tidak langsung sering digunakan
dalam mengamati pertumbuhan sel-sel selama proses fermentasi dimana komponen
substrat atau bahan yang difermentasikan dapat diamati dan diukur
(Dwidjosaputro, 2005).
2.2
Metode MPN (Most
Probable Number)
Metode
MPN (Most Probable Number) terdiri
dari tiga tahap, yaitu uji pendugaan (presumptive test),
uji konfirmasi (confirmed test), dan
uji pelengkap (completed test). Dalam
uji tahap pertama, keberadaan kloriform masih dalam tingkat probabilitas
rendah, masih dalam dugaan. Uji ini mendeteksi sifat fermentatif cloriform
dalam sample. Metode perhitungan MPN sering digunakan dalam pengamatan untuk
menghitung jumlah bakteri yang terdapat didalam tanah seperti Nitrosomohas dan
Nitrobacter. Kedua jenis bakteri ini memegang peranan penting dalam
meningkatkan pertumbuhan dan produksitanaman, sehubungan dengan kemampuannya
dalam mengikat N2 dari udara dan mengubah amonium menjadi nitrat
(Dwidjoseputro, 2005).
Istilah
bakteri indikator sanitasi dikenal dalam bidang mikrobiologi pangan. Bakteri
indikator sanitasi adalah bakteri yang keberadaannya dalam pangan menunjukan
bahwa air atau makanan tersebut pernah
tercemar oleh kotoran manusia yang mengingat banyaknya jumlah mikroorganisme
ini, maka perlu dilakukan suatu uji pemeriksaan terhadap bahan pangan tersebut
agar aman dikonsumsi. Bakteri-bakteri indikator
sanitasi umumnya adalah bakteri yang lazim terdapat dan hidup pada usus
manusia sehingga dengan adanya bakteri tersebut dalam air atau makan dapat
menunjukan bahwa dalam satu atau lebih terhadap pengolahan air atau makanan
pernah mengalami kontak dengan kotoran yang berasal dari usus manusia dan oleh
sebab itu kemungkinan terdapat bakteri
patogen lain yang berbahaya. Ada tiga jenis bakteri yang dapat digunakan
untuk menujukan adanya masalah sanitasi, yaitu Escherichiacoli, kelompok Streptococcus
(Enterococcus) fecal, dan Clostridium
perfrigens (Hastowo, 1992).
2.3
Escherichiacoli
Salah
satu anggota kelompok coliform adalah
E.coli. Karena E.Coli adalah bakteri coliform
yang ada pada kotoran manusia, maka E.coli sering disebut sebagai caliform
fekal. Pengujian caliform jauh lebih cepat jika dibandingkan dengan uji E.Coli karena hanya memerlukan uji
penduga yang merupakan tahap pertama uji E.coli (Dwidjoseputro, 2005).
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
3.1
Waktu
dan Tempat
Prktikum
uji penduga dilaksanakan pada hari Rabu, 22 Mei 2013 pukul 15.00 – 17.30 WITA, dilakukan dengan
pengamatan hasil percobaan uji penduga dan praktikum uji penegas pada hari kamis,
23 Mei 2013 pukul 15.00 – 17.30 WITA, dan dilanjutkan
lagi dengan pengamatan hasil percobaan uji penegas dan praktikum uji pelengkap pada hari jum’at
pukul 15.00 – 17.30
WITA, kemudian dilanjutkan lagi pengamatan hasil percobaan uji pelengkap pada
hari senin, 27 Mei 2013 pukul 16.00
– 17.30 WITA di Laboratorium Rekayasa Lingkungan
Fakultas Teknik Universitas Mulawarman, Samarinda.
3.2
Alat
dan Bahan
3.2.1
Alat
1.
Tabung reaksi
2.
Rak tabung reaksi
3.
Tabung durham
4.
Neraca analitik
5.
Botol sample
6.
Cawan petri
7.
Spatula
8.
Labu erlenmeyers
9.
Beaker
glass
10. Bulp
11. Pipet
ukur
12. Jarum
ose
13. Inkubator
14. Pinset
15. Botol
semprot
16. Hot plate
17. Batang
pengaduk
18. Alat
tulis
19. Kalkulator
20. Spidol
21. Stirrer magnetic
22. Lampu
bunsen
23. Sikat
pencuci tabung
24.
Colory
counter
25.
Sprayer
3.2.2
Bahan
1.
Media LB (Lactose Broth)
2.
Media BGLBB (Brilliant Green Lactose Bile Broth)
3.
Media EMBA (Eosin Methylere Bblue Agar)
4.
Aquadest
5.
Alkohol
6.
Air sungai karang mumus
7.
Kertas label
8.
Alumunium Foil
9.
Larutan NaCl 0.9%
10. Sabun
11. Korek
api
3.3
Cara
Kerja
3.3.1 Uji Penduga
1.
Dibuat media LB (Lactose Broth).
2.
Disiapkan 3 tabung reaksi
masing-masing berisi 9 ml NaCl.
3.
Dimasukkan 1 ml air
sample ke dalam tabung reaksi 1 yang berisi NaCl (pengenceran
),
dihomogenkan.

4.
Dipipet 1 ml larutan
dari tabung reaksi pengenceran
dan dimasukkan kedalam tabung reaksi 2 (pengeceran
),
di homogenkan.


5.
Dipipet 1 ml larutan
dari tabung reaksi pengeceran
dan
dimasukkan kedalam tabung reaksi 3 (pengenceran
),
dihomogenkan.


6.
Disiapkan 9 tabung
reaksi berisi tabung durham, kemudian diisi dengan 9 ml
media LB kedalam masing-masing tabung reaksi.
7.
Dipipet 1 ml larutan dari
engenceran
,
dimasukkan kedalam tabung reaksi seri pertama (sebanyak 3 tabung reaksi),
ditutup dengan aluunium foil dan dihomogenkan
dan dieluarkan gelembung udara didalam tabung durham lalu diberi kertas
label.

8.
Dipipet 1 ml larutan dari
pengenceran
,
dimasukkkan kedalam tabung reaksi seri kedua (sebanyak 3 tabung reaksi),
ditutup dengan alumunium foil, dihomogenkan dan dikeluarkan gelmbung udara
didalam tabung durham dan diberi kertas label.

9.
Dipipet 1 ml larutan dari pengenceran
,dimasukkan
kedalam tabung reaksi seri ke tiga (sebanyak 3 tabung reaksi), ditutup dengan
alumunium foil, dihomogenkan dan dikeluarkan gelembung udara didalam tabung
durham kemudian diberi kertas label.

10. Diinkubasi
9 tabung reaksi tersebut selama 24 jam pada suhu 37
C.

3.3.2 Uji Penegas
1.
Dibuat Media BGLBB (Brilliant Green Lactose Bile Broth).
2.
Disiapkan 9 tabung
reaksi yang berisi larutan dari hasil uji penduga.
3.
Disiapkan 9 tabung reaksi
yang berisi tabung durham.
4.
Dipipet media BGLBB
sebanyak 9 ml lalu dimasukan kedalam masing-masing tabung reaksi yang berisi
tabung durham.
5.
Difiksasi jarum ose
kemudian diambil satu ose larutan dari seri pertama (pengenceran
) kedalamtabung reaksi seri pertama yang berisi
media BGLBB (sebanyak
3 tabung),ditutup alumunium foil, dihomogenkan dan dikelurkan gelembung udara
yang didalam tabung durham.

6.
Difiksasi jarum ose
kemudian diambil satu ose larutan dari seri kedua (pengenceran
kedalam tabung reaksi seri kedua yang berisi
media BGlBB (sebanyak 3 tabung), ditutup alumunium foil, dihomogenkan dan
dikeluarkan gelembung udara yang ada didalam tabung durham.

7.
Difiksasi jarum ose
kemudian dimbil satu ose larutan dari seri ketiga ( Pengenceran
)
kedalam tabung reaksi seri ketiga yang berisi media BGLBB (sebanyak 3 tabung),
ditutup alumunium foil, dihomogenkan dan dikeluarkan gelembung udara yang
didalam tabung durham.

8. Diberi
kertas label lalu diinkubasi selama 24 jam dengan suhu 37
C

3.3.3 Uji pelengkap
1.
Dibuat Media EMBA (Eosin Methylere Blue Agar).
2.
Diambil tabung reaksi
dari uji penegas yang telah diinkubasi.
3.
Diambil media EMBA
padat, dibagi menjadi 3 bagian.
4.
Diambil satu ose pada
setiap tabung pengenceran
.

5.
Disteakkan pada media
EMBA 

6.
Diambil satu ose pada
setiap tabung pengenceran 

7.
Distreakkan Pada media EMBA 

8.
Diambil satu ose pada
setiap tabung pengenceran 

9.
Disteakkan Pada media
EMBA 

10.
Diberi kertas label dan
diinkubasi selama 24 jam pada suhu 37
C

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1
Tabel
pengamatan
No.
|
Media
|
Seri
Pengenceran
|
Tabel
MPN
|
![]() |
||
![]() |
![]() |
![]() |
||||
1
|
LB
|
3
|
3
|
3
|
≥ 24,00
|
2400
|
2
|
BGLBB
|
3
|
3
|
3
|
≥ 24,00
|
2400
|
3
|
EMBA
|
0
|
0
|
0
|
< 0,03
|
3
|
4.2
Perhitungan
4.2.1
Uji
Penduga


= 24 × 

= 2400 MPN/100 ml
4.2.2 Uji Penegas
∑ Bakteri = Nilai tabel MPN × 

= 24 × 

= 2400 MPN/100 ml
4.2.3 Uji Pelengkap
∑ Bakteri = Nilai tabel MPN × 

= 0,03 × 

= 3 MPN/100 ml
4.3
Pembahasan
Metote
MPN (Most probale Number) adalah
metode yang digunakan untuk menghitung coliform didalam air denagan menggunakan
pengujian fermentasi dalam tabung. Tiga pengujian itu diantaranya adalah uji
penduga, uji penegas, dan uji pelengkap. Metode MPN ini umumnya digunakan untuk
menghitung bakteri pada air, khususnya
untuk mendeteksi adanya bakteri coliform yang merupakan kontaminan utma sumber
air minum.
Prinsipdari
metode MPN adalah mengencerkan sampel sampai tingkaat tertentu sehingga
didapatkan konsentrasi mikroorganisme yang pas atau sesuai dan jika ditanam
dalam tabung menghasilkan frekuensi pertumbuhan tabung positif. Semakin besar
jumlah sample yang dimasukkan maka semakin sering tabung positif yang mncul.
Begitu pula sebaliknya.
Uji
penduga adalah satu seri yang berisi 9 atau 12 tabung yang berisi LB dan tabung
durham diinokulasikan dengan sampel air untuk menguji apakah air tersebut
mengandung bakteri yang bisa memfermentasikan laktosa yang memproduksi gas.
Jika setelah diinkubasi gas timbul pada LB diduga ada bakteri coliform disampel air tersebut.
Ujipenduga merupakan tes pendahuluan tentang ada tidaknya kehadiran bakteri caliform berdasarkan terbentuknya asam
gas yang disebabkan karena fermentsai laktosa oleh bakteri golongan E.Coli. terbentuknya asam dilihat dari
keseluruhan pada meia laktosa,dan gas yang dihasilkan dapat diliahat dalam
tabung durham yang berupa gelembung udara. Banyaknya kandungan bakteri E.Coli
dapat dilihat dengan menghitung tabung yang menunjukan reaksi positif
terbentuknya asam dan gas dan dibandingkan dengan tabel MPN dan jika tidak
terbentuk gas dalam tabung durham, dihitung sebagai hasil negatif. Jumlah
tabung yang positif dihitung dari masing-masing seri, MPN penduga dapat
dihitung dengan melihat tabel MPN.
Uji
pelengkap merupakan uji dari tabung yang positif terbentuk asam dan gas
terutama pada masa inokulasi 1 × 24 jam, suspensi diinokulasikan pada media
EMBA secara aseptik dengan menggunakan jarum ose. Koloni bakteri E.Coli
tumbuh berwarna kehijauan
dengan kilap metalik.
Uji
penegas untuk menentukan bakteri E.Coli.
Dan koloni yang berwarna pada uji pelngkap. Uji penegas merupakn suatu uji yang
dilakukan sebelum uji pelngkap. Pada uji penegas media yang digunakan adalah
BGLBB. Dimana pada media ini diliahat permentasi laktosa pad bakteri e-coli
dengan terbentuknya assam dan gelembung. Pada uji penegas banyaknya bakteri
dilihat dengan menghitung gelembung didalam tabung darham dan dihitung jumlah bakteri dengan melihat hasil
dari MPN tabel dikali sepuluh per pengenceran tengah dan dari hasil uji penegas
akan disimpulkan dengan uji pelengkap.
Media
LB (Lactose Broth) adalah media yang
berfungsi untuk melihat ada tidaknya mikroba yang tumbuh pada tabung yangsudah
diberi air sampel yang telah dikubasi pad suhu dan waktu tertentu. Untuk
mengetahui ada tidaknya mikroba pada sample air adalah dengan melihat timbulnya
kekeruhan dan adanya gelembung udara pad tabung durham.
Media
BGLBB (Brilliant Green Lactose Bile
Broth) merupakan medium selektif yang mengandung garam bile sehingga dapat
menghambat pertumbuhan bakteri gram positif. Dengan demikian, hanya bakteri
gram negatif yang memfermentasikan
laktosa dan pembentuk gas yang dapat tumbuh termasuk caliform yang dapat
hidup. BGLBB juga berfungsi sebagai penghambat flora mikroba yang tidak
diharapkan.
Media
EMBA (Eosin Mathylen Blue Agar) adalah
media yang berfungsi untuk melihat ada atau tidak adanya kooni yang tumbuh
setelah jarum ose dinokulasikan dengan cara digoreskan pada medium EMBA
diketahui ada atau tidaknya koloni. Dapat dilihat dari adanya koloni berwarna
kunung seperty mata ikan atau berwarna keperakkan. Medium EMBA yang menggunakan
eosin dan methylen sebagai indikator memberikan perbedaan yang nyata antara
koloni yang merugikan laktosa dan yang tidak.
Bakteri
E.Coli
memiliki manfaat dan bahaya bagi manusia. Bakteri E.Coli
yang berada didalam usus besar manusia
berfungsi untuk menekan pertumbuhan bakteri jaahat, dia juga membantu dalam
roses pencernaan termasuk pembusukan
sisa-sisa makanan makannan dalam usus besar. Fungsi utama yang lain dari E.Coli
adalah membantu memproduksi vitamin K melalui proses pembusukan sisa makanan.
Vitamin K berfungsi untuk pembekuan darah. Namun, dalam jumlah yang berlebihan
bakteri E.Coli
dapat mengakibatkan diare, dan bila
bakteri ini menjalar kesistem atau organ tubuh yang lain dapat menginfeksi.
Seperti pada saluran kencing, jika
bakteri E.coli
sampai masuk kesaluran kencing dapat mengakibatkabn infeksi saluran kencing.
Menurut baku mutu jumlah maksimum bakteri E.Coli
yang memperbolehkan per 100 ml air dalam perairan adalah 1000 CFU untuk lokasi
rekreasi.
Adapun
alat yang digunakan salah satunya adalah tabung durham .tabung durham berbentuk
mirip dengan tabung reaksi namun ukurannya lebih kecil. Penempatannya terbalik
dalam tabung reaksi dan harus terendam semua dalam media jangan sampai ada sisa
udara. Fungsi tabung ini adalah sebagai indikator terjadinya fermentasi.
Fermentasi menjadi gelembung-gelembung utara muncul pada bagian tabung kecil
didalam tabung durham.
Adapun
faktor kesalahan yang terjadi, yaitu pada saat pengambilan larutan, volumenya
tidak tepat seperti yang diinginkan, lalu pada saat menginokulasi larutan,
jarum ose masih terlalu panas.
Adapun
hasil dari percobaan ini ialah pada uji penduga media yang digunakan adalah
media LB. Pada media LB, untuk pengeceran
ketiga tabung bersifat fositip, begitu juga
pengeceran
dan
,
ketiga tabung dari masing-masing pengenceran bersifat fositif.sehinggga didapat
nilai tabel MPN ≥ 24.00 dan jumlah bakteri sebanyak 2.400. pada uji penegas
media yang digunakan adalah media BGLBB, dari pengenceran
dan
,
didapat dari masing-masing pengencer 3 tabung bersifat positif. Sehingga
didapat nilai tabel MPN ≥ 24,00 dan
jumlah bakteri sebanyak 2.400. dan pada uji pelengkap, ketiga pengenceran
bersifat negatif sehingga didapat angka 0 untuk masing-masing pengenceran dan
didapat nilai tabel MPN
0.03 dan jumlah bakteri sebanyak 3.






BAB V
PENUTUP
5.1
Kesimpulan
a. Adapun
nilai tabel MPN dari masing-masing media yaitu , pada media LB didapat nilai
tabel MPN
24,00, pada media BGLBB didapat nilai tabel
MPN
24,00, dan pada media EMBA didapat nilai tabel
MPN
0,03.



b.
Prinsip dasar dari MPN
adalah mengencerkan sampel sampai tingkat tertentu sehingga didapatkan
konsentrasi mikroorganisme yang sesuai jika ditanam dalam tabung menghsilkan
frekuensi pertumbuhan tabung positif.
c.
Adapun fungsi dari
media LB yaitu untuk mendeteksi kehadiran bakteri caliform, sedangkan fungsi
dari media BGLBB sebagai pengkonfirmasi hasil tes positif uji penduga,dan
fungsi media EMBA adalah untuk memilih mikroba yang memfermentasikan laktosa.
5.2
Saran
Sebaiknya
digunakan juga air sampel yang lain, yang bisa langsung diminum misal air
kelapa atau air minum kemasan.
Komentar
Posting Komentar