Laporan Mikrobiologi - Biakan Murni

BAB I
PENDAHULUAN


1.1             Latar Belakang

Mikroorganisme sangat erat kaitannya dengan kehidupan kita, ada beberapa diantaranya bermanfaat dan ada pula yang merugikan. Mikroorganisme terdapat dimana-mana didalam lingkungan kita, mereka ada pada tubuh kita, di dalam tubuh kita dan di sekeliling kita, contohnya pada air.

Populasi mikroorganisme yang ada di alam sekitar kita ini sangatlah besar dan cukup kompleks. Beratus spesies mikroba menguasai setiap bagian tubuh kita. Mereka terdapat dalam jumlah yang cukup besar. Sebagai contoh, sekali kita bersin dapat menebarkan beribu-ribu mikroorganisme. Alam di sekitar kita, baik itu tanah, air, maupun udara juga dihuni oleh kumpulan mikroorganisme. Penelitian yang layak mengenai mikroorganisme dalam berbagai habitat ini memerlukan teknik untuk memisahkan populasi campuran yang rumit ini, atau yang biasanya dikenal dengan istilah biakan campuran, menjadi spesies yang berbeda-beda yang dikenal dengan istilah biakan murni. Biakan murni ini terdiri dari satu populasi sel yang semuanya berasal dari satu sel induk.

Di alam, populasi mikroba merupakan populasi campuran dari berbagai mikroorganisme atau disebut juga biakan campuran. Teknik biakan murni digunakan untuk memisahkan berbagai macam bakteri tersebut. Untuk dapat memperoleh biakan murni digunakan beberapa teknik biakan yaitu metode agar tuang, metode sebar dan metode goresan.

Dalam keadaan sebenarnya (di alam bebas) boleh dikatakan tidak ada bakteri yang hidup tersendiri dan terlepas dari spesies lainnya. Kerap kali bakteri patogen kedapatan bersama-sama bakteri yang ada. Yang terakhir ini boleh disebut penyerbu yang membonceng (secondary invaders). Mungkin juga bakteri patogen yang membonceng. Untuk menentukan siapa pembonceng dan siapa yang dibonceng diberikan pedoman, siapa yang kedapatan disitu lebih dulu, dan siapa yang datang terkemudian.

Oleh karena itu percobaan pembuatan biakan murni dilakukan guna menambah keterampilan dan pengetahuan mengenai cara pembuatan biakan murni. Untuk memudahkan pemeriksaan perlulah diadakan pemiaraan, sehingga sewaktu diperlukan bakteri selalu tersedia.

1.2             Tujuan Percobaan

a.       Mengetahui metode-metode yang digunakan dalam pembuatan biakan murni pada cawan petri.
b.      Mengetahui prinsip biakan murni dengan metode gores.
c.       Mengetahui manfaat dari pembuatan biakan murni.















BAB II
TINJAUAN PUSTAKA


2.1             Isolasi  Bakteri

Isolasi bakteri merupakan suatu cara untuk memisahkan atau memindahkan mikroba tertentu dari lingkungan sehingga diperoleh kultur murni atau biakan murni. Persyaratan utama bagi isolasi dan pembuatan biakan murni adalah harus adanya kondisi optimum untuk pertumbuhan organisme inangnya. Sumber bakteri yang paling baik dan paling utama adalah dari inang. Sebagai contoh bakteri E. Coli yang dijumpai di dalam pencernaan dapat diisolasi dari limbah atau pupuk kandang. Hal ini dilakukan dengan sentifugasi atau filtrasi bahan sumbernya dan penambahan kloroform untuk membunuh sel-sel bakterinya.

Mikroorganisme dibiakkan di laboratorium pada medium yang terdiri dari bahan nutrien. Biasanya pemilihan medium yang dipakai bergantung kepada banyak faktor seperti apa jenis mikroorganisme yang akan ditumbuhkan. Perbenihan untuk pertumbuhan bakteri agar dapat tetap dipertahankan harus mengandung semua zat makanan yang diperlukan oleh organisme tersebut. Faktor lain seperti pH, suhu, dan pendinginan harus dikendalikan dengan baik. Selain untuk tujuan diatas medium juga memiliki fungsi lain, seperti tempat untuk mengisolasi, seleksi, evaluasi dan diferensiasi biakan yang didapatkan. Agar tiap-tiap medium memilki karakteristik yang sesuai dengan tujuan sehingga seringkali digunakan beberapa jenis zat tertentu yang mempunyai pengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembang biakan mikroba (Dwidjoseputro, 2005).

Isolasi adalah cara untuk mengambil mikroorganisme yang terdapat di alam dan menumbuhkannya dalam suatu medium buatan. Proses pemisahan atau pemurnian dari mikroorganisme lain perlu dilakukan karena semua pekerjaan mikrobiologis, misalnya telaah dan identifikasi mikroorganisme, memerlukan suatu populasi yang hanya terdiri dari satu macam mikroorganisme saja. Prinsip dari isolasi mikroba adalah memisahkan satu jenis mikroba dengan mikroba lain yang berasal dari campuran bermacam-macam mikroba. Hal ini dapat dilakukan dengan menumbuhkan dalam media padat, karena dalam media padat sel-sel mikroba akan membentuk suatu koloni sel yang tetap pada tempatnya (Sutedjo, 1996).

Jika sel-sel tersebut tertangkap oleh media padat pada beberapa tempat yang terpisah, maka setiap sel atau kumpulan sel yang hidup akan berkembang menjadi suatu koloni yang terpisah, sehingga memudahkan pemisahan selanjutnya. Bila digunakan media cair, sel-sel mikroba sulit dipisahkan secara individu karena terlalu kecil dan tidak tinggal tetap di tempatnya. Akan tetapi bila sel-sel tersebut dipisahkan dengan cara pengenceran, kemudian ditumbuhkan dalam media padat dan dibiarkan membentuk koloni, maka sel-sel tersebut selanjutnya akan diisolasi dalam tabung-tabung reaksi atau cawan petri yang terpisah (Sutedjo, 1996).

2.2             Metode

Untuk menyendirikan suatu spesies dikenal beberapa cara, yaitu:
1.      Dengan pengenceran
Cara ini pertama kali dilakukan oleh Lister pada tahun 1865. Ia berhasil memelihara Streptococcus lactis dalam piaraan murni yang diisolasi dari sampel susu yang sudah masam. Suatu sampel dari suatu suspensi yang berupa campuran bermacam-macam spesies diencerkan dalam suatu tabung yang tersendiri. Dari hasil pengenceran ini kemudian di ambil kira-kira 1 ml untuk diencerkan lebih lanjut. Jika dari pengenceran yang ketiga ini diambil 0,1 ml untuk disebarkan pada suatu medium padat, kemungkinan besar kita akan mendapatkan beberapa koloni yang akan tumbuh dalam medium tersebut, akan tetapi mungkin juga kita hanya akan memperoleh satu koloni saja. Dalam hal yang demikian ini dapat kita jadikan piaraan murni. Jika kita belum yakin, bahwa koloni tunggal yang kita peroleh tersebut merupakan koloni yang murni, maka kita dapat mengulang pengenceran dengan menggunakan koloni ini sebagai sampel.


2.      Dengan penuangan
Robert Koch mempunyai metode yang lain, yaitu dengan mengambil sedikit sampel campuran bakteri yang mudah diencerkan, dan sampel ini kemudian di sebar di dalam suatu medium yang terbuat dari kaldu dan gelatin encer. Dengan demikian dia memperoleh suatu piaraan adukan. Setelah medium tersebut mengental maka selang beberapa jam kemudian nampaklah koloni-koloni yang masing-masing dapat dianggap murni. Dengan mengulang pekerjaan di atas, maka akhirnya akan diperoleh piaraan murni yang lebih terjamin.
3.      Dengan penggesekan
Metode ini sekarang banyak digunakan, karena tidak begitu memakan waktu, hanya sayang, dengan ini maka bakteri anaerob tidak dapat tumbuh. Jika ujung kawat inokulasi dibengkokkan, kemudian ujung itu setelah disentuhkan suatu medium, maka beberapa waktu kemudian daripada itu (kurang lebih setelah 12 jam) akan tampaklah koloni-koloni yang letaknya tersebar di permukaan medium, jika diadakan pemindahan sampel dari suatu koloni yang letaknya terpencil, maka akan diperoleh suatu piaraan murni.
4.      Dengan mengucilkan satu sel
Alangkah baiknya jika kita mempunyai alat yang dapat menyangkut suatu bakteri dari sekian banyak, dengan tiada ikut sertanya bakteri lain. Alat semacam itu ada, meskipun cara menggunakannya tidak gampang. Alat itu berupa mikropipet yang ditempatkan pada tangan-tangan suatu micromanipulator. Dengan mikropipet dibuat beberapa tetesan bergantung pada suatu kaca penutup. Jika tampak suatu tetesan hanya mengandung satu bakteri, maka dengan lain mikropipet tetesan tersebut dipindahkan ke suatu medium encer dengan maksud supaya bakteri tersebut berbiak dulu. Kemudian dari sini dapat diperoleh piaraan murni. Metode ini sangat memerlukan kesabaran, lagi pula micromanipulator itu sangat mahal.
5.      Dengan inokulasi hewan
Metode ini didasarkan atas suatu kenyataan, bahwa tidak semua bakteri dapat tumbuh di dalam tubuh seekor hewan. Misal kita ambil dahak dari seseorang yang disangka menderita TBC. Jika dahak ini disuntikkan ke dalam tubuh tikus putih, maka bakteri-bakteri saprobe yang ikut serta itu tidak akan bertahan, sehingga kemudian kita peroleh semata-mata basil TBC saja. Piaraan Pneumococcus murni dapat diperoleh dengan jalan demikian juga. Bakteri yang ketinggalan dalam tubuh tikus yang sakit atau mati itu akhirnya dapat dipindahkan ke dalam medium yang sesuai. Inokulasi yang dapat dilakukan di dalam kulit (intracutaneous), dapat di bawah kulit (subcutaneous), dapat di dalam otot (intrainuscular), dapat di dalam rongga tubuh atau tempat lainnya.
6.      Penanaman pada agar
Tidak seperti sel-sel dalam medium cair, sel-sel dalam atau pada medium gel dibuat menetap. Oleh karenanya, jika cukup sedikit sel diletakkan dalam atau pada medium gel, tiap sel akan tumbuh menjadi kloni yang terpisah. Bahan gel ideal untuk kebanyakan media mikrobiologi adalah agar, polisakarida asam yang ekstrak dari alga merah tertentu. Suspensi 1,5 - 2% dalam air yang dilarutkan pada suhu 100oC, membentuk larutkan jernih yang memadat pada suhu 45oC. Karenanya, larutan agar steril dapat dibandingkan pada suhu 50oC, sel bakteri atau mikroba lainnya ditambahkan, dan kemudian larutan segera didinginkan di bawah 45oC untuk membentuk gel meskipun kebanyakan sel mikroba mati pada suhu 50oC, waktu untuk proses mematikan cukup cukup sampai dipanaskan di atas 80oC, sehingga setiap suhu yang sesuai untuk inkubasi biakan mikroorganisme dapat digunakan berikutnya. Pada metode pour plate, suspensi sel dicampur dengan agar cair pada suhu 50oC dan dituang ke dalam cawan petri. Ketika agar memadat, sel-sel tidak dapat bergerak dalam agar  dan tumbuh menjadi koloni. Jika suspensi sel cukup diencerkan koloni akan terpisah dengan baik, sehingga masing-masing memiliki kemungkinan tinggi diturunkan dari sel tunggal. Dengan mengulangi prosedur ini beberapa kali menjamin untuk memperoleh biakan murni (Trie, 2012).

Ada beberapa metode yang biasanya dilakukan untuk menanam biakan dicawan petri diantaranya adalah:
1.      Metode cawan gores
Prinsip metode ini yaitu mendapatkan koloni yang benar-benar terpisah dari koloni yang lain, sehingga mempermudah proses isolasi. Cara ini dilakukan dengan membagi 3 - 4 cawan petri. Ose steril yang telah disiapkan diletakkan pada sumber isolat, kemudian menggoreskan ose tersebut pada cawan petri berisi media steril. Goresan dapat dilakukan 3 - 4 kali membentuk garis horisontal disatu cawan. Ose disterilkan lagi dengan api bunsen setelah kering ose tersebut digunakan untuk menggores goreskan sebelumnya pada sisi cawan kedua. Langkah ini dilanjutkan hingga keempat sisi cawan tergores. Metode cawan gores yang dilakukan dengan baik kebanyakan akan menyebabkan terisolasinya mikroorganisme yang diinginkan. Ada beberapa cara menggores yang biasa digunakan dalam cara penggoresan, yaitu:
a.       Goresan T       
b.      Goresan kuadran
c.       Goresan radian
d.      Goresan sinambung
2.      Metode cawan tuang 
Cara lain untuk memperoleh biakan koloni murni dari populasi campuran mikroorganisme ialah dengan mengencerkan eksperimen dalam medium agar yang telah dicairkan dan didinginkan yang kemudian di cawankan. Karena konsentrasi sel-sel mikroba di dalam eksperimen pada umumnya tidak diketahui sebelumnya, maka pengenceran perlu dilakukan beberapa tahap sehingga sekurang-kurangnya satu di antara cawan-cawan tersebut mengandung koloni-koloni terpisah baik di atas permukaan maupun di dalam agar. Metode ini memboroskan waktu dan bahan namun tidak memerlukan keterampilan yang terlalu tinggi. Proses pemisahan atau pemurniaan dari mikroorganisme lain perlu dilakukan karena semua pekerjaan mikrobiologis, misalnya telaah dan identifikasi mikroorganisme memerlukan suatu populasi yang hanya terdiri dari satu macam mikroorganisme saja.
3.      Metode cawan sebar
Metode cawan sebar adalah suatu teknik didalam menumbuhkan mikroorganisme didalam media agar dengan cara menuangkan stok kultur bakteri atau menghapuskanya diatas media agar yang telah memadat. Sedangkan pada metode agar tuang kultur dicampurkan ketika media masih cair (belum memadat). Kelebihan teknik ini adalah mikroorganisme yang tumbuh dapat tersebar merata pada bagian permukaan media agar.
4.      Teknik dilusi (pengenceran)
Tujuan dari teknik ini adalah melarutkan atau melepaskan mikroba dari substratnya kedalam air, sehingga lebih mudah penanganannya. Sampel yang telah diambil kemudian disuspensikan dalam aquades steril. Teknik dilusi sangat penting dalam analisa mikrobiologi. Karena hampir semua metode penelitian dari penghitungan jumlah sel mikroba menggunakan teknik ini, seperti: TPC (Total Plate Counter)
(Aini, 2010).

Beberapa metode dalam teknik inokulasi, antara lain:
1.      Biakan agar cawan
Kultur mikroba dibiakkan dengan cara menginokulasi pada agar cawan, dimana penyebaran kultur dilakukan dengan goresan diatas agar. Ada beberapa cara untuk menggoreskan kultur pada agar cawan yaitu: goresan langsung, goresan kuadran, dan goresan radian.
2.      Biakan agar tuang
Digunakan untuk mengencerkan atau mengisolasi yang terdapat pada contoh. Setelah inkubasi pada suhu dan waktu tertentu, koloni akan tumbuh pada permukaan dan bagian bawah agar.
3.      Biakan agar miring dan agar tegak
Dapat dilakukan dengan cara menggoreskan secara zig-zag pada permukaan agar miring menggunakan jarum ose yang bagian atasnya dilengkungkan. Cara ini juga dilakukan pada agar tegak untuk meminimalisir pertumbuhan mikroba dalam keadaan kekurangan oksigen. Usaha mencegah masuknya mikroorganisme yang tidak diinginkan dan untuk menanam suatu spesies terdapat baberapa cara, yaitu: penanaman dengan penggoresan dan penanaman lapangan biakan agar tabung. (Maulida, 2012).

2.3             Cara Isolasi Bakteri

Terdapat berbagai cara mengisolasi mikroba, yaitu:
1.    Isolasi pada agar cawan
Prinsip pada metode isolasi pada agar cawan adalah mengencerkan mikroorganisme sehingga diperoleh individu spesies yang dapat dipisahkan dari organisme lainnya. Setiap koloni yang terpisah yang tampak pada cawan tersebut setelah inkubasi berasal dari satu sel tunggal. Terdapat beberapa cara dalam metode isolasi pada agar cawan, yaitu: metode gores kuadran, dan metode agar cawan tuang. Pada metode gores kuadran, metode ini dilakukan dengan baik akan menghasilkan terisolasinya mikroorganisme, dimana setiap koloni berasal dari satu sel. Metode agar tuang. Berbeda dengan metode gores kuadran, cawan tuang menggunakan medium agar yang dicairkan dan didinginkan (50oC), yang kemudian dicawankan. Pengenceran tetap perlu dilakukan sehingga pada cawan yang terakhir mengandung koloni-koloni yang terpisah di atas permukaan/di dalam cawan.
2.    Isolasi pada medium cair
Metode isolasi pada medium cair dilakukan bila mikroorganisme tidak dapat tumbuh pada agar cawan (medium padat), tetapi hanya dapat tumbuh pada kultur cair. Metode ini juga perlu dilakukan pengenceran dengan beberapa serial pengenceran. Semakin tinggi pengenceran peluang untuk mendapatkan satu sel semakin besar.
3.    Isolasi sel tunggal
Metode isolasi sel tunggal dilakukan untuk mengisolasi sel mikroorganisme berukuran besar yang tidak dapat diisolasi dengan metode agar cawan/medium cair. Sel mikroorganisme dilihat dengan menggunakan perbesaran sekitar 100 kali. Kemudian sel tersebut dipisahkan dengan menggunakan pipet kapiler yang sangat halus ataupun micromanipulator, yang dilakukan secara aseptis.



BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN


3.1             Waktu dan Tempat

Praktikum tentang pembuatan biakan murni dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 25 April 2013 pada pukul 13.00 – 14.00 WITA di Laboratorium Rekayasa Lingkungan Fakultas Teknik Universitas Mulawarman Samarinda. Kemudian pengamatan hasil pembuatan biakan murni dilaksanakan pada tanggal 26 April 2013 pada pukul 14.30 – 15.30 WITA di Laboratorium Rekayasa Lingkungan Fakultas Teknik Universitas Mulawarman Samarinda.

3.2             Alat dan Bahan

3.2.1        Alat-alat
1.      Tabung reaksi
2.      Lampu bunsen
3.      Cawan petri
4.      Kawat ose
5.      Inkubator
6.      Alat tulis
7.      Medical Sterilizer
8.      Sprayer

3.2.2        Bahan-bahan
1.      Air bersih
2.      Kertas label
3.      Media Nutrient Agar (NA)
4.      Bakteri
5.      Alkohol 70%
6.      Aluminium foil
7.      Tisu

3.3             Cara Kerja

3.3.1        Metode cawan gores pada cawan petri
1.      Dicuci bersih tangan praktikan menggunakan sabun dan dibersihkan hingga kering.
2.      Dibakar kawat ose dengan bunsen hingga pijar, lalu diangin-anginkan hingga cukup dingin.
3.      Disterilkan dengan dipanaskan pada bunsen cawan petri yang berisi bakteri dibagian pinggirnya dengan diputar-putar.
4.      Diambil sampel bakteri dengan menggunakan ujung kawat ose tadi.
5.      Disterilksan dengan dipanaskan pada bunsen bunsen cawan petri yang berisi media NA dibagian pinggirnya dengan diputar-putar.
6.      Digoreskan kawat ose yang berisi bakteri pada cawan petri yang berisi media NA secara perlahan sesuai dengan urutan penggoresan.
7.      Digoreskan kawat ose yang berisi bakteri secara rapat pada goresan pertama (first streak) pada cawan petri yang berisi media NA.
8.      Digoreskan kawat ose yang berisi bakteri secara agak jarang pada goresan kedua (second streak) pada cawan petri yang berisi media NA dan digoreskan menyambung dengan goresan pertama (first streak).
9.      Digoreskan kawat ose yang berisi bakteri secara jarang pada goresan ketiga (third streak) pada cawan petri yang berisi media NA dan digoreskan menyambung dengan goresan kedua (second streak).
10.  Diinkubasi didalam inkubator selama 24 jam.
11.  Diamati hasilnya.

3.3.2        Metode cawan gores pada tabung reaksi (media NA miring)
1.      Dicuci bersih tangan praktikan menggunakan sabun dan dibersihkan hingga kering.
2.      Dibakar kawat ose dengan bunsen hingga pijar, lalu diangin-anginkan hingga cukup dingin.
3.      Disterilkan dengan dipanaskan pada bunsen cawan petri yang berisi bakteri dibagian pinggirnya dengan diputar-putar.
4.      Diambil sampel bakteri dengan menggunakan ujung kawat ose tadi.
5.      Dibuka penutup tabung reaksi lalu, dipanaskan mulut tabung reaksi yang berisi media NA dengan bunsen.
6.      Digoreskan kawat ose yang berisi bakteri secara zig-zag pada media NA yang ada dalam tabung reaksi.
7.      Disterilkan dengan dipanaskan pada bunsen mulut tabung reaksi tadi, lalu ditutup dengan aluminium foil.
8.      Diinkubasi didalam inkubator selama 24 jam.
9.      Diamati hasilnya.


















BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1             Hasil Pengamatan

        Tabel Hasil Pengamatan Streak yang Terbentuk
No
Gambar
Keterangan
1
                Media NA tegak
 







1.      Media
2.      Kontaminan
2
                Media NA miring
 








      
1.      Media
2.      Kontaminan



4.2             Pembahasan

Biakan murni adalah biakan yang hanya terdiri dari satu jenis mikroba yang semuanya berasal dari satu sel induk. Prinsip biakan murni ialah memisahkan satu jenis (spesies) mikroba (bakteri dan jamur) dengan mikroba lain yang berasal dari campuran bermacam-macam mikroba. Pertumbuhan biakan murni adalah memisahkan satu jenis spesies dengan spesies lainnya, hanya mengambil satu spesies saja. Teknik biakan murni ini biasanya dengan media buatan, dengan membuat suatu media agar yang diberi nutrisi dan protein sebagai makanan mikroba agar mikroba yang ditumbuhkan tetap hidup.

Metode yang digunakan untuk membuat biakan murni pada media agar ada beberapa jenis yaitu, metode cawan gores, metode cawan tuang, dan metode cawan sebar. Pada percobaan kali ini digunakan metode cawan gores untuk membuat biakan murni. Pada metode cawan gores mempunyai prinsip yaitu mendapatkan koloni yang benar-benar terpisah dari koloni yang lain, sehingga mempermudah proses isolasi. Dengan terjadinya proses penggoresan ini diharapkan zat-zat atau mikroba-mikroba pengganggu akan terasingkan dan didapatkan biakan murni. metode ini dilakukan dengan  cara membagi 3 – 4 bagian pada cawan petri. Kawat ose yang steril telah disiapkan diletakkan pada sumber isolat, kemudian digoreskan kawat ose tersebut pada cawan petri berisi media steril. Goresan dapat dilakukan 3 - 4 kali, goresan ini dibuat secara zig-zag. Cara menggoresnya pun ada beberapa jenis yaitu, goresan T, goresan kuadran, goresan radian, dan goresan sinambung.
 


         



         Goresan T               Goresan Kuadran        Goresan Radian        Goresan Sinambung

Metode cawan gores ini mempunyai dua keuntungan yaitu menghemat bahan dan waktu. Cara penggoresan dilakukan pada medium pembiakan padat bentuk lempeng, bila dilakukan dengan baik teknik inilah yang paling praktis. Namun untuk memperoleh hasil yang baik diperlukan keterampilan yang lumayan yang biasanya diperoleh dari pengalaman. Metode cawan gores yang dilakukan dengan baik kebanyakan akan menyebabkan terisolasinya mikroorganisme yang diinginkan. Kesulitan dari metode ini yaitu proses penggoresan yang cukup lama dan sulit, sehingga memudahkan terjadinya kontaminasi dan kegagalan.

Pada percobaan kali ini dilakukan pembuatan biakan murni dengan metode cawan gores dengan jenis goresannya goresan T. Langkah pertama adalah disiapkan media NA yang sudah steril dan mikroba yang akan digunakan untuk pembuatan biakan murni. Lalu disiapkan juga kawat ose yang disterilisasi dengan cara memanaskannya dilampu bunsen hingga pijar, pemanasan ini merupakan proses sterilisasi untuk kawat ose. Lalu didinginkan sebentar karena jika masih panas mikroba yang akan dibuat biakan murninya pasti tidak akan bisa hidup atau mati sehingga tidak didapatkan biakan murni. Cawan petri yang berisi  mikroba yang akan dibuat biakan murninya dipanaskan dekat lampu bunsen terutama bagian pinggirnya, lalu diambil satu ose dengan cara mengenakan ujung kawat ose tadi pada media yang berisi mikroba tadi. Kemudian digores menggunakan goresan T dicawan petri yang berisi media NA yang digunakan sebagai tempat biakan murni. Sebelumnya cawan petri tempat biakan murni inidipanaskan terlebih dahulu didekat lampu bunsen pada bagian pinggirnya. Dilakukan penggoresan sebanyak 3 kali, pertama (first streak) digores rapat, kedua (second streak) digores agak jarang, dan ketiga (third streak) digores jarang. Semua goresan ini harus terhubung satu sama lain dari goresan pertama hingga ketiga. Selama proses ini berlangsung kita harus melakukannya dibelakang bunsen, hal ini bertujuan agar tidak ada mikroba atau zat pengganggu yang ikut masuk kedalam biakan murni sehingga terbentuknya kontaminan. Selain itu pada saat penggoresan jangan sampai media NA menjadi rusak karena akan mengakibatkan mikroba tidak dapat tumbuh. Pada metode ini, goresan disisi pertama diharapkan koloni tumbuh padat dan berhimpit, sedangkan pada goresan sisi kedua, koloni mulai tampak jarang dan begitu pula selanjutnya, sehingga didapatkan koloni yang tampak tumbuh terpisah dengan koloni lain. Selain itu, goresan satu dan lainnya harus saling terhubung agar didapatkannya koloni bakteri yang baik.
Pada percobaan yang dilakukan pada cawan petri dengan metode gores, tidak berhasil dibuat biakan murninya, yang terdapat hanyalah kontaminan. Kontaminan ini ada dikarenakan proses pengerjaan praktikan yang kurang teliti sehingga zat atau mikroba yang tidak diharapkan ikut masuk kedalam cawan petri membentuk kontaminan.

Selain itu, dilakukan juga pembuatan biakan murni pada media agar miring yang ditempatkan pada tabung reaksi. Langkah pengerjaannya pun hampir sama, dibakar kawat ose yang digunakan dilampu bunsen hingga pijar lalu diangin-anginkan sebentar. Lalu dibuat biakan murninya dari cawan petri yang berisi mikroba sambil dipanaskan dekat lampu bunsen pada bagian pinggirnya, diambil mikroba yang ada didalam cawan petri dengan ujung kawat ose untuk dibuat biakan murninya. Lalu dipanaskan mulut tabung reaksi yang telah berisi media NA, dan dilakukan penggoresan secara zig-zag pada media tersebut. Pengerjaannya pun juga harus dilakukan dibelakang lampu bunsen.

Pada pembuatan biakan murni untuk media agar miring hasilnya sama dengan proses pembuatan biakan murni dengan metode  gores. Yang dihasilkan hanyalah kontaminan. Hal ini terjadi karena kekurang telitian praktikan dalam melakukan proses penggoresan, akibatnya biakan murni yang diinginkan tidak terbentuk.

Manfaat biakan murni, yaitu untuk mendapatkan koloni yang satu jenis, dan dapat digunakan untuk mempelajari morfologi, fisiologi, biokimia, genetika, atau kegiatan apapun dari mikroba hanya dapat dilakukan apabila kita telah mempunyai biakan murni. Selain itu dengan adanya biakan murni dari suatu jenis mikroba, maka pada saat mikroba itu dibutuhkan sewaktu-waktu maka dengan mudah didapatkan tak perlu mencari dan mengisolasinya lagi.

Faktor kesalahan yang biasa terjadi yaitu praktikan yang salah dalam menggoreskan misalnya penggoresan yang terlalu dalam atau penggoresan yang membuat media rusak dan kurangnya ketelitian, sehingga pertumbuhan biakan murni tidak didapatkan. Lalu apabila praktikan langsung menggunakan kawat ose yang masih panas sehingga membuat mikroba yang akan ditumbuhkan mati. Serta pengerjaannya yang tidak aseptik atau tidak dilakukan dibelakang lampu bunsen sehingga mengakibatkan masuknya zat atau mikroba lain yang mengganggu pertumbuhan biakan murni.































BAB V
PENUTUP


5.1             Kesimpulan

a.       Metode-metode yang biasa digunakan dalam pembuatan biakan murni pada cawan petri yaitu, metode cawan gores, metode cawan tuang, metode cawan sebar, dan metode pengenceran.
b.      Prinsip dari biakan murni ialah memisahkan satu jenis (spesies) mikroba (bakteri dan jamur) dengan mikroba lain yang berasal dari campuran bermacam-macam mikroba.
c.       Manfaat biakan murni, yaitu untuk mendapatkan koloni yang satu jenis, dan dapat digunakan untuk mempelajari morfologi, fisiologi, biokimia, genetika, atau kegiatan apapun dari mikroba hanya dapat dilakukan apabila kita telah mempunyai isolat murni.

5.2             Saran

Sebaiknya untuk praktikum selanjutnya digunakan metode-metode dan teknik-teknik lain untuk pembuatan biakan murni, misalnya metode gores kuadran atau metode sebar.















 
 

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Laporan Mikrobiologi - Perhitungan Jumlah Mikroba Dengan Metode TPC

Laporan OTK - Mixing